Ini kisah legendaris dua saudara: Qabil dan Habil, dua anak Nabi Adam. Berdasarkan tarikh yang dihimpun Ibnu Katsir, Hawa melahirkan 40 anak, dan selalu kembar: laki-perempuan. Bumi masih sepi, baru keluarga Adam.
Aturan perkawinan pun disilang. Tak boleh menikahi kembaran. Jadi, Qabil harus menikahi Labuda, adik Habil. Sedangkan Habil mesti menikahi Iqlima, adik Qabil. Tetapi Qabil ngotot ingin menikahi adiknya. Iqlima memang lebih cantik dari Labuda. Solusinya Adam menyuruh mereka memberi kurban kepada Allah.
Qabil berkurban hasil panen yang buruk, sedangkan kurban Habil berupa kambing yang gemuk. Alhasil, kurban Habil yang diterima. "...Dia (Habil) berkata, "Sesungguhnya Allah hanya menerima (amal) dari orang yang bertakwa" (QS al-Maidah: 27).
Qabil pun marah pada Habil. Ia lalu membunuh Habil. Lokasi pembunuhan diduga di pegunungan Qasiyun, sebelah utara Damaskus, Suriah. Ternyata dengki adalah dosa pertama makhluk, baik di langit maupun di bumi. “Hasad (dengki) adalah dosa yang pertama kali dilakukan, baik di langit maupun di bumi. Di langit adalah dengkinya Iblis kepada Nabi Adam dan di bumi adalah dengkinya Qabil kepada Habil," kata Al-Qurthubi (1214-1273), ulama asal Kordoba, Spanyol.
Dengki itu penyakit hati. Luqmanul Hakim, orang saleh yang disebut Allah dalam Al-Quran, sudah mengingatkan bahwa hati (dan lidah) adalah bagian tubuh yang "baik sekaligus buruk". Dengki, iri, hasad, benci, itu semua sekandungan. Tidak senang melihat orang lebih kaya, lebih pandai, lebih hebat, dan lain-lain.
Generasi nabi pertama telah pergi ribuan tahun silam tapi dengki tetap subur sampai generasi nabi terakhir. Di kehidupan sehari-hari sampai arena politik pun, banyak yang berkawan dengki. Saudara pun bisa dibunuh seperti Habil. Sebetulnya pendengki menghancurkan diri sendiri. Pendengki hanya dapat kesia-siaan. Kenikmatan pun cuma sementara. "Dengki dapat menghapus kebaikan seperti api melalap kayu..." (HR Ibnu Majah).
#Ngabuburit Senja by (M Subhan SD/www.msubhansd.com)