Burger Menu
Logo

KABAR BAIK MENCERAHKAN

-advertising-

Beranda > Berita Utama > Dedok & Grace Bicara Cinta Melalui Karya Seni; dalam LoveTalk

Dedok & Grace Bicara Cinta Melalui Karya Seni; dalam LoveTalk

Berita Utama | Jumat, 22 Februari 2019 | 17:36 WIB
Editor : Natalia Trijaji

BAGIKAN :
Dedok & Grace Bicara Cinta Melalui Karya Seni; dalam LoveTalk

Dedok & Grace Bicara Cinta Melalui Karya Seni; dalam LoveTalk

Tampilkan 35 karya 2 dimensi dan 3 dimensi di Galeri Paviliun House of Sampoerna

Surabaya, Kabarindo- Dedok dan Grace bicara cinta melalui karya seni. Sepasang suami istri ini menyebarkan energi cinta kasih demi perdamaian di ekshibisi bertajuk “LoveTalk” yang diselenggarakan di Galeri Paviliun House of Sampoerna pada selama 15 Februari - 9 Maret 2019.

“LoveTalk” diterjemahkan sebagai proses harmonisasi cinta yang dinamis sebagai upaya menjaga semangat kreativitas dan apresiasi dalam berkarya. Karakteristik Dedok dan Grace dalam memainkan garis dan warna mampu menghadirkan karya yang variatif, namun tetap senada.

Cerita cinta yang bersumber dari pengalaman pribadi keduanya dituangkan ke dalam 35 karya 2 dimensi dan 3 dimensi. Pelajaran berharga yang dialami dalam mengatasi dan merespons persoalan hubungan manusia dengan sesama, alam dan Tuhan yang berdampak pada hal-hal materiil hingga spiritual.

Lika-liku hidup digambarkan dengan teknik kartunal yang dipengaruhi oleh budaya kedua perupa yang berbeda, budaya peranakan dan Bali. Penggambaran tersebut dapat dilihat pada karya Dedok yang berjudul “We’re Together and Harmony”. Imajinasi Dedok dituangkan ke dalam bentuk lukisan berwujud dua manusia berkepala pohon. Selaras dengan Dedok, ketertarikan Grace pada relasi ikatan cinta yang lebih universal diwujudkan dalam karya berjudul “Living Live in Peace”. Karya ini dilukiskan oleh Grace dalam visual manusia dari berbagai ras dan budaya.

“Pergelaran karya ini diharapkan mampu meletakkan kembali dasar filsafat cinta tanpa batas subjek-objek dan ruang waktu. Perbedaan itu indah, kesatuan dan perdamaian itu membutuhkan perbedaan yang menjadikannya harmoni. Dan pada akhirnya, cinta tidak sekedar retorika yang indah untuk dilisankan, untuk menenangkan dan menyenangkan orang lain, namun bisa membuka kesadaran mengenai hakekat cinta dan manifestasinya,” ujar Dedok.

Penulis: Natalia Trijaji


TAGS :
RELATED POSTS


Home Icon


KATEGORI



SOCIAL MEDIA & NETWORK

Kabarindo Twitter Kabarindo Instagram Kabarindo RSS

SUBSCRIBE & NEWSLETTER