KABARINDO, JAKARTA- Calon presiden (Capres) dari PDIP yakni Puan Maharani masih belum menunjukan Elektabilitas posisi yang memuaskan. Pengamat Politik Centre for Strategic and International Studies (CSIS) Arya Fernandez meminta agar Ketua DPR RI itu mau beradaptasi dengan situasi pemilih yang tengah berubah.
“Puan harus berubah untuk bisa bersaing dalam kontestasi Pilpres 2024,” ujar Arya kepada wartawan saat diskusi politik Indonesia Point di Jakarta, Sabtu (19/2).
Arya juga menuturkan, salah satu langkah yang harus dilakukan Puan adalah mendekati pemilih dari Gen Z dan Millennial yang jumlahnya setengah dari populasi pemilih Indonesia pada tahun 2024 mendatang.
“Desain kampanye harus berubah. Puan harus masih ke kalangan penduduk berusia dibawah 39 tahun (Gen Z dan Millennial). Jumlah mereka sangat signifikan,” ungkap Arya.
Menurutnya, perilaku dan tindakan politik pemilih muda tersebut diprediksi akan berbeda dengan generasi lainnya, baik dari preferensi isu, medium informasi dan aktor yang disukai. Karena itu, desain maupun isu kampanye harus bisa menyesar pemilih gen Z ini.
“Saya melihat, pemilih Gen Z ini tertarik isu-isu baru: kesehatan publik, perubahan iklim, lingkungan hidup, digital government, dan lainnya,” tuturnya.
Arya menjelaskan, data penetrasi internet pada tahun 2022 diperkirakan sebesar lebih dari 70 persen populasi sudah mengakses internet. Demikian juga, penetrasi publik terhadap sosial media terus meningkat.
Bahkan saat ini, berkembang juga artificial intelligence (AI) dan big data analytics untuk memprediksi dan mengetahui preferensi sosial-politik publik.
“Jadi, tim kampanye Puan harus bisa meracik strategi yang mudah dipahami dan diterima oleh Gen Z dan kelompok millenial ini,” jelasnya.
Bahkan, menurut Arya, dalam konteks politik hari ini Puan memiliki banyak instrumen politik untuk sebagai bagian marketing politik. Hanya saja sejauh ini aktivitas kampanyenya belum berdampak secara elektoral. Artinya aktivitas kampanye belum linear dengan elektabilitas.
“Puan harus merombak desain strategi kampanyenya sehingga posisi politik yang ada bisa punya dampak ke tingkat keterpilihan beliau,” ujar Arya.
Ditanya soal sosok Puan Maharani, Arya Fernandez menilai sosok Ketua DPR RI Puan Maharani dapat menjadi King Maker dalam penentuan koalisi Pilpres 2024. Dukungan kursi PDI Perjuangan 21 persen di parlemen membuat posisi cucu proklamator ini sangat menentukan.
“Saya pikir dengan jumlah kursi 21 persen di DPR. Puan bisa menjadi king maker dalam penentuan koalisi,” ujarnya.
Sebab, PDI Perjuangan adalah satu-satunya parpol yang bisa mengajukan Calon Presiden sendiri. Maka dalam kontek koalisi, posisi PDI Perjuangan sangat menentukan. Namun, terkait posisi Puan Maharani kata dia, akan lebih ideal dan realistis maju sebagai Calon Wakil Presiden.
“Artinya beliau bisa merekalkulasi lagi niat untuk maju sebagai Capres. Karena bila ia tetap berniat maju, pekerjaan rumahnya sangat berat,” tuturnya.
Sumber/Foto: JawaPos.com