Burger Menu
Logo

KABAR BAIK MENCERAHKAN

Beranda > Internasional > China: Taiwan Bukan Ukraina!

China: Taiwan Bukan Ukraina!

Internasional | Kamis, 24 Februari 2022 | 02:00 WIB
Editor : Hauri Yan

BAGIKAN :
China: Taiwan Bukan Ukraina!

KABARINDO, BEIJING/TAIPEI – Menanggapi seruan Pemimpin Tionghoa Taipei Tsai Ing-wen untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap militer China, kementerian luar negeri China pada Rabu (23/2) menekankan bahwa pulau yang juga populer disebut Taiwan itu "bukan Ukraina" dan selalu menjadi bagian tak terpisahkan dari China.

Komentar Kemenlu China itu muncul setelah Perdana Menteri Inggris Boris Johnson menandai risiko bagi pulau itu dalam peringatan pekan lalu tentang konsekuensi buruk di seluruh dunia jika negara-negara Barat gagal memenuhi janji mereka untuk mendukung kemerdekaan Ukraina.

China, yang menganggap Tionghoa Taipei sebagai wilayahnya sendiri, telah meningkatkan aktivitas militer di dekat pulau yang memiliki pemerintahan sendiri itu selama dua tahun terakhir.

Meskipun demikian, Taiwan melaporkan tidak ada manuver yang tidak biasa baru-baru ini oleh pasukan China terkait ketegangan atas Ukraina yang telah meningkat.

Berbicara di Beijing, juru bicara Kementerian Luar Negeri Hua Chunying menolak adanya hubungan antara masalah Ukraina dan Taiwan.

"Taiwan bukan Ukraina," katanya. "Taiwan selalu menjadi bagian tak terpisahkan dari China. Ini adalah fakta hukum dan sejarah yang tak terbantahkan."

Pada tahun 1949, Komunis memenangkan perang saudara dan mendirikan Republik Rakyat Tiongkok, menyebabkan Pemerintah Republik Tiongkok yang kalah melarikan diri ke Taiwan.

Pemerintah Taiwan sangat menentang klaim teritorial China. Tsai mengatakan Taiwan adalah negara merdeka yang bernama Republik Tiongkok/Tionghoa/China, yang hingga kini menjadi nama resmi Taiwan di dunia internasional

Taiwan dan Ukraina pada dasarnya berbeda dalam hal geostrategi, geografi, dan rantai pasokan internasional, tambahnya, dalam perincian pertemuan yang disediakan oleh kantornya.

"Tetapi dalam menghadapi pasukan asing yang berniat untuk memanipulasi situasi di Ukraina dan mempengaruhi moral masyarakat Taiwan, semua unit pemerintah harus memperkuat pencegahan perang kognitif yang diluncurkan oleh pasukan asing dan kolaborator lokal," kata Tsai, dikutip oleh media.

***(Sumber dan foto: Reuters)


RELATED POSTS


Home Icon


KATEGORI



SOCIAL MEDIA & NETWORK

Kabarindo Twitter Kabarindo Instagram Kabarindo RSS

SUBSCRIBE & NEWSLETTER