BI Luncurkan Laporan Perekonomian Indonesia 2023, Transparansi Pelaksanaan Kebijakan
Surabaya, Kabarindo- Bank Indonesia (BI) meluncurkan Laporan Perekonomian Indonesia (LPI) 2023 pada Rabu (31/1/2024).
Laporan ini merupakan wujud transparansi pelaksanaan kebijakan BI kepada publik, sebagaimana amanat pasal 58 ayat (7) dari UU No. 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia yang telah diubah beberapa kali, terakhir dengan UU No. 4 Tahun 2023 tentang Pengembangan dan Penguatan Sektor Keuangan.
LPI 2023 mengangkat tema “Sinergi Memperkuat Ketahanan dan Kebangkitan Ekonomi Nasional" dan mengulas evaluasi pelaksanaan kebijakan BI pada 2023, serta arah kebijakan dan sasaran yang ingin dicapai pada 2024. Pembahasan penting yang turut diangkat dalam LPI 2023 adalah tentang Keketuaan Indonesia dalam ASEAN 2023 dan Penguatan Kebijakan Hilirisasi untuk Kebangkitan Ekonomi.
Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo, menyampaikan 3 pelajaran penting pada 2023. Pertama, syukur, optimis dan waspada. Bersyukur ekonomi Indonesia pada 2023 sebagai salah satu yang terbaik di dunia dengan stabilitas terjaga, di tengah tantangan gejolak perekonomian dunia. Optimis prospek perekonomian Indonesia 2024 akan lebih baik, namun tetap waspada dengan potensi risiko rambatan ketidakpastian global.
Kedua, BI terus memperkuat bauran kebijakan. Kebijakan moneter difokuskan pada upaya menjaga stabilitas (pro-stability), sedangkan keempat kebijakan lainnya, yaitu kebijakan makroprudensial, sistem pembayaran, pendalaman pasar uang serta ekonomi-keuangan inklusif dan hijau, diarahkan untuk turut mendorong pertumbuhan ekonomi (progrowth). Ketiga, sinergi bauran kebijakan ekonomi nasional. BI selalu memperkuat sinergi dengan pemerintah, Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK), asosiasi, dunia usaha, media massa dan akademisi. Sinergi membawa pada ketahanan ekonomi 2023 dan kebangkitan menuju Indonesia Maju.
Tiga pesan penting Perry tersebut sejalan dengan isi LPI 2023, termasuk perlunya penguatan sinergi kebijakan untuk menjaga momentum pemulihan ekonomi nasional. BI meyakini bauran dan sinergi erat antara kebijakan pengelolaan ekonomi jangka pendek dengan kebijakan transformasi sektor riil akan mampu memperkuat dan mendorong lebih lanjut kebangkitan ekonomi nasional menuju Indonesia Maju.
“Keberlanjutan transformasi sektor riil akan mendorong peningkatan kapasitas output potensial dalam jangka menengah, sehingga ekonomi dapat tumbuh lebih tinggi dengan stabilitas yang tetap terjaga,” ujarnya.
Dalam skala regional, Bank Indonesia Perwakilan Jawa Timur juga turut menyelenggarakan kegiatan peluncuran Laporan Perekonomian Indonesia 2023. Kegiatan yang dilaksanakan di Kantor BI Jatim ini merupakan momen bagi BI Jatim untuk menyampaikan pemaparan perekonomian Jatim selama 2023 serta prospek perekonomian ke depan.
Sejalan dengan penjelasan Perry, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Timur, Doddy Zulverdi, menerangkan bahwa kolaborasi dan sinergi dengan pemerintah daerah dan kabupaten/kota se-Jatim dan stakeholder terkait sangat dibutuhkan untuk mewujudkan inflasi jatim yang rendah dan stabil, guna mendukung pertumbuhan ekonomi Jatim yang kuat, berkesinambungan dan inklusif.