KABARINDO, MADIUN - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Timur menggelontorkan sebanyak 3.000 liter minyak goreng di Kota Madiun dengan menggelar operasi pasar (OP) di wilayah setempat.
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengatakan Pemprov Jatim telah menggelar OP di berbagai titik di daerah-daerah untuk menekan harga minyak goreng. Selain itu, menumbuhkan dan meringankan konsumen kalangan menengah bawah serta pedagang kaki lima.
"Minyak goreng merupakan kebutuhan dasar di Jatim, termasuk wilayah Madiun. Selasa siang ini di Kantor Bakorwil Madiun giliran digelar OP minyak goreng setelah sebelumnya di daerah lain digelar serupa. Format-format ini kita lakukan untuk bisa menjaga daya beli masyarakat yang ketika mereka ke pasar tradisional, mereka harus membeli di atas HET," ujar Gubernur Khofifah saat meninjau OP minyak goreng di halaman Kantor Bakorwil Madiun, Selasa.
Dalam OP tersebut, masyarakat dapat membeli minyak goreng dengan harga lebih murah dari pasaran, yakni Rp12.500 per liter. Untuk membelinya, warga harus membawa KTP dan dibatasi hanya 2 liter per KTP.
Selain itu, warga juga diminta membayar dengan uang pas dan tetap menerapkan protokol kesehatan, salah satunya memakai masker dan menjaga jarak.
Gubernur menjelaskan, kebutuhan minyak goreng di Jawa Timur mencapai 59 ribu ton per bulan. Sedangkan produksi minyak goreng di Jatim mencapai 63 ribu ton per bulan.
Dikatakannya, seandainya rantai pasokan lancar, maka masih surplus 4 ribu ton. Namun nyatanya, berdasarkan hasil survei jajarannya, banyak di pasar ritel stok minyak goreng kosong. Padahal, pihak produsen juga mengaku tidak mengurangi produksi.
Pihaknya mengakui masyarakat tidak mudah mendapatkan minyak goreng dengan harga sesuai HET yang telah ditetapkan pemerintah per tanggal 1 Februari 2022. Yakni, kemasan premium Rp14 ribu per liter dan kemasan sederhana Rp13,5 ribu per liter.
Untuk itu, Pemprov Jatim berusaha untuk memperlancar suplai dan pasokan minyak goreng di pasaran. Pihaknya menilai adanya kekurangan, karena macet di beberapa titik atau di rantai distribusi. Gubernur berharap, Kementerian Perdagangan bisa menjelaskan pada produsen.
Disela-sela acara tersebut juga dilakukan penyerahan bantuan zakat produktif untuk modal usaha pelaku usaha ultra mikro dari Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Pemerintah Provinsi Jawa Timur.
Sementara itu, OP minyak goreng di halaman Kantor Bakorwil Madiun tersebut langsung diserbu masyarakat. Mereka antre sejak pagi karena khawatir tidak kebagian minyak goreng. Dalam waktu empat jam digelar, minyak goreng 3.000 liter ludes.
"Dari pagi jam 9 sudah antre beli minyak. Alhamdulillah Rp25 ribu dapat 2 liter lebih murah dari beli di pasar," kata seorang warga, Narmi.
Sumber: Antara