Basha Market - Monopoli Hadirkan 167 Brand Lokal, Bangkitkan Ekonomi Kreatif
Dari kategori fashion, home living, mom and kids, beauty hingga food and beverages, ada yang luncurkan koleksi eksklusif
Surabaya, Kabarindo- Pandemi Covid-19 di Indonesia membuat banyak pelaku industri kreatif tumbang dan mengubah format brand. Di sisi lain, lahir brand-brand lokal baru yang mampu bersaing dan bertahan hingga saat ini.
Semangat para pelaku ekonomi kreatif ini turut membantu pertumbuhan perekonomian di Indonesia. Hal ini juga didukung dengan semakin meningkatnya kecintaan terhadap brand lokal di masyarakat.
Merespon kondisi tersebut, Basha kembali menggelar Basha Market pada Jumat-Minggu, 28-30 Oktober 2022, setelah vakum selama pandemi dan sempat mengganti format menjadi kegiatan daring. Hadirnya Basha Market mengobati kerinduan banyak pihak, mulai dari penikmat Basha Market hingga brand-brand lokal. Antusiasme brand lokal yang ingin berpartisipasi pada event ke-12 ini sangat tinggi, terlihat dari banyaknya brand lokal yang masuk dalam kurasi.
Christie Erin, Co Founder Basha, mengatakan Basha Market diikuti oleh banyak brand lokal yang sudah familiar di masyarakat maupun brand-brand baru yang lulus kurasi dan memiliki kualitas bagus.
“Banyak sekali brand baru yang mendaftar ke Basha Market. Rata-rata lahir pada masa pandemi kemarin,” ujarnya.
Erin melihat pandemi menimbulkan kondisi yang sangat berat bagi pelaku industri kreatif. Banyak yang tumbang, namun sebagian mampu bertahan. Mereka harus bekerja keras dengan melakukan perubahan untuk menyesuaikan diri dengan kondisi, kebutuhan dan keinginan konsumen.
“Banyaknya brand baru yang lahir merupakan bukti bahwa kita semua mencari jalan untuk keluar dari kondisi pandemi dan semangat itu perlu kita dukung,” ujarnya.
Stephen Firmawan dari Revolt Industry, salah satu brand peserta Basha Market, menuturkan pihaknya mengalami kondisi yang sangat berat saat pandemi lalu. Ia bersyukur berkat usaha gigih, Revolt Indusry mulai bangkit dan berkembang kembali.
Ia mengatakan senang bisa kembali mengikuti Basha Market yang mewadahi para pelaku industri kreatif untuk mempromosikan produk dan meraih keuntungan.
“Kembalinya Basha Market secara luring menjadi tanda kegiatan ekonomi berangsur membaik dan menjadi peluang bagus bagi para pelaku ekonomi kreatif di Jatim, khususnya di Surabaya, untuk bangkit dan mempromosikan produk mereka kepada msyarakat,” ujar Stephen.
Devina Sugono, Co Founder Basha, menjelaskan Basha Market kali ini mengusung tema Monopoli yang membawa semangat dan harapan bagi brand-brand lokal serta dapat menguasai pasar nasional bahkan diharapkan mampu merambah pasar luar negeri.
Basha Market tahun ini menghadirkan 167 brand lokal dari Surabaya, Jakarta, Yogyakarta, Bali dan kota-kota lain yang terdiri dari kategori fashion, home living, mom and kids, beauty, hingga food and beverages. Brand-brand tersebut di antaranya The Bath Box, Studio Tropik, Fayt, Revolt Industry, Ittaherl, Something, Jaquelle Beauty, Duma, Yajugaya dan Miroir. Banyak pula brand yang meluncurkan koleksi eksklusif dalam event ini seperti Kerokoo, Ricosta, Tatakan dan The Overtee.
“Kami senang banyak brand lokal yang meluncurkan koleksi eksklusif di Basha Market, yang sebelumnya tidak pernah didapatkan secara online atau manapun,” ujar Devina.
Ia menambahkan, Basha Market selalu hadir dengan konsep yang baru sehingga pengunjung merasakan pengalaman yang berbeda dari sebelumnya. Basha Market Monopoli menghadirkan instalasi interaktif seperti Fasion Jail, Monopoli of Life, Permainan Dadu Raksasa yang berkolaborasi dengan studio kreatif lokal Sciencewerk dan Ofsorts.
Begitu dibuka, Basha Market dipenuhi pengunjung yang kebanyakan remaja putri dan anak muda. Banyak yang ber-selfie ria atau berfoto dengan teman-teman di spot-spot yang menarik. Mereka juga tampak antusias berkeliling, melihat-lihat dan mencoba berbagai produk maupun berbelanja. Setelah itu beristirahat menikmati makanan dan minuman pilihan.