Burger Menu
Logo

KABAR BAIK MENCERAHKAN

Beranda > Gaya hidup > Alergi Bukan Halangan bagi Anak Tumbuh Kembang Optimal dan Wujudkan Potensi

Alergi Bukan Halangan bagi Anak Tumbuh Kembang Optimal dan Wujudkan Potensi

Gaya hidup | Senin, 17 Juli 2023 | 21:59 WIB
Editor : Natalia Trijaji

BAGIKAN :
Alergi Bukan Halangan bagi Anak Tumbuh Kembang Optimal dan Wujudkan Potensi

Alergi Bukan Halangan bagi Anak Tumbuh Kembang Optimal dan Wujudkan Potensi

Susu soya bisa jadi pengganti susu sapi

Surabaya, Kabarindo- Anak-anak yang memiliki riwayat alergi susu sapi atau makanan tertentu lainnya berisiko terhambat mencapai potensi maksimal pertumbuhan, karena nutrisi yang diperlukan tidak bisa terpenuhi dengan maksimal.

Kekhawatiran orang tua terhadap akses nutrisi untuk anak alergi ini juga bisa berpengaruh terhadap kualitas hidup serta kehidupan sosial anak. Untuk menjawab kekhawatiran tersebut dan dalam rangka World Allergy Week, Morinaga menggelar diskusi bertema “Alergi Bukan Halangan bagi Anak Wujudkan Potensi”.

Dewi Angraeni, Business Unit Head Morinaga Specialties KALBE Nutritionals, percaya bahwa tiap orang tua bisa membantu anak alergi susu sapi agar dapat tumbuh kembang secara optimal dan mencapai potensi diri secara maksimal.

“Alergi bukan halangan bagi anak-anak untuk menjadi seorang juara. Kami selalu berkomitmen meningkatkan edukasi dan akses nutrisi kepada masyarakat Indonesia, khususnya untuk anak yang sensitif susu sapi. Kami percaya, penanganan yang tepat dapat mendukung anak-anak tumbuh kembang optimal dan bebas sensitif susu sapi,” ujarnya.

Alergi susu sapi dan makanan lainnya jika tidak diperhatikan dapat menyebabkan berbagai dampak terhadap tumbuh kembang dan kesehatan anak. Alergi susu sapi merupakan salah satu alergi yang paling banyak ditemui pada anak di Indonesia, dengan kejadian 2% - 7,5%. Data dari klinik anak di RS Cipto Mangunkusumo Jakarta pada 2012 menunjukkan 23,8% alergi susu sapi. Di Asia, protein susu sapi merupakan makanan penyebab alergi yang terbesar kedua setelah telur pada anak-anak, sedangkan menurut World Allergy Organization (WAO), 1,9%-4,9% anak-anak di dunia memiliki alergi protein susu sapi.

Namun kondisi tersebut bukan berarti memutus harapan anak untuk tumbuh kembang optimal, karena ada alternatif-alternatif nutrisi yang bisa dimanfaatkan orang tua untuk mendukung tumbuh kembangnya. Anak yang alergi susu sapi bisa tumbuh sehat, aktif, berprestasi dan semangat menjadi juara. Salah satu alternatif susu sapi adalah susu soya.

Tumbuh kembang anak yang memiliki alergi dapat terhambat, karena berisiko mengalami defisiensi makro dan mikronutrien. Untuk itu, penyebab alergi dari pola makannya harus dieliminasi. Perlu dilakukan tata laksana yang tepat dengan konsultasi ke dokter untuk meminimalisasi dampak yang tidak diinginkan, seperti terhambatnya pertumbuhan, risiko munculnya penyakit degenerative serta dampak psikologis yang menimpa anak dan orang tua karena stres, cemas dan biaya ekstra untuk pengobatan alergi. Maka dari itu penting untuk memastikan kebutuhan nutrisi anak tetap terpenuhi.

Dalam survei internasional yang dilakukan di Inggris dan Amerika Serikat, ditemukan bahwa anak yang alergi makanan, termasuk susu sapi memiliki risiko gangguan pertumbuhan seperti memiliki nutrisi rendah, underweight dan tinggi yang lebih rendah untuk usianya. World Allergy Organization (WAO) mengumumkan bahwa orang yang memiliki alergi ternyata rentan dan dapat memburuk akibat perubahan iklim. Artinya, pemenuhan keperluan nutrisi anak menjadi semakin penting.

Lebih lanjut, WAO merekomendasikan penggunaan suplementasi probiotik untuk mencegah kondisi alergi pada anak. Salah satu jenis probiotik yang bisa digunakan untuk anak alergi adalah Probiotik Bifidobacterium yang memiliki kandungan sama dengan air susu ibu (ASI), serta teruji klinis dapat meningkatkan sistem imun pada anak.

Sedangkan susu soya merupakan alternatif nutrisi bagi anak alergi susu sapi atau memiliki intoleransi laktosa. Susu soya memiliki kesetaraan kandungan nutrisi dengan susu sapi, tetapi aman karena tidak mengandung protein susu sapi dan laktosa yang menyebabkan reaksi alergi. Susu soya yang difortifikasi telah mengalami proses penambahan nutrisi seperti kalsium, vitamin dan kandungan mineral lainnya sehingga memiliki lebih banyak kandungan gizi yang dibutuhkan anak. Dengan susu soya, anak alergi susu sapi dapat mengonsumsi nutrisi yang tepat, terhindar dari reaksi sensitif susu sapi dan berbagai risiko dampak kesehatan dan psikologis. Anak bisa tumbuh kembang optimal dan mencapai semua potensinya karena tercukupi nutrisinya.

Salah satu orang tua yang sempat cemas karena anaknya didiagnosis memiliki sensitivitas khusus pada makanan tertentu adalah artis Astrid Tiar. Putri pertamanya, Annabel, sejak kecil memiliki kondisi alergi susu sapi serta makanan tertentu. Astrid pun mencari tahu penyebabnya dan telah mencoba berbagai cara untuk menangani kondisi putrinya.

“Saya sempat merasa bingung, khawatir dan cemas, karena awalnya tidak tahu harus berbuat apa. Apalagi Annabel adalah anak pertama dan saya khawatir sekali jika ia tidak tumbuh sehat dan kuat seperti anak lainnya. Takutnya, sensitivitas terhadap makanan tertentu akan disertai masalah kesehatan lainnya, atau dia jadi tidak bebas beraktivitas dan tumbuh kembangnya kurang optimal. Dokter menyarankan untuk mengganti susu sapinya dengan susu soya. Sekarang Annabel sudah semakin besar dan karena kondisinya, saya juga belajar lebih jauh bahwa kita harus memilih nutrisi yang tepat dan menghindari pencetus alergi,” tutur Astrid.


TAGS :
RELATED POSTS


Home Icon


KATEGORI



SOCIAL MEDIA & NETWORK

Kabarindo Twitter Kabarindo Instagram Kabarindo RSS

SUBSCRIBE & NEWSLETTER