KABARINDO, JAKARTA - Pada tahun 2021 ini Yayasan Jantung Indonesia (YJI) telah memasuki usia 40 tahun. Momen tersebut dirayakan dengan peluncuran buku “Berdetak 4 Dekade Yayasan Jantung Indonesia”. Berbentuk coffee table book, buku tersebut dimaknai sebagai literasi dalam mengulas kembali sejarah pendirian dan perjalanan YJI.
Diakui oleh para pengurus, buku tersebut juga menjadi cara dalam mengapresiasi kerja keras dan pengabdian para pendiri, pengurus, dokter, dan relawan, yang telah berdedikasi penuh selama 40 tahun, bekerja sama dengan pemerintah dalam menurunkan angka penyakit jantung dan kardiovaskular di Indonesia.
Buku ini dibuat pada saat terjadinya pandemi COVID-19, bekerja sama dengan Adhvan Media sebagai penerbit buku. Proses pembuatan buku ini dijadikan momentum untuk penggalangan dana dalam rangka tindakan kuratif dan rehabilitatif bagi pasien dengan penyakit jantung bawaan dari keluarga pra sejahtera. Diinisiasi oleh Didit Hediprasetyo sebagai Creative Director dari Adhvan Media, proses pembuatan buku dimulai dengan mengundang para seniman kontemporer dan perancang busana untuk mendonasikan karya bertema “jantung”.
Karya-karya tersebut didonasikan untuk menggalang dana demi membantu pasien dengan penyakit jantung dari keluarga pra sejahtera. Kerjasama dengan para seniman kontemporer dan desainer fashion dan aksesori ini, diharapkan dapat meningkatkan awareness lebih luas lagi tentang pentingnya kesehatan jantung. Penerbitan buku ini juga didukung penuh oleh Omron, Plataran Group, dan Bank Danamon.
Dengan mengusung tema “Show Your He(art)” dan mengedepankan semangat kolaborasi, pembuatan buku tersebut didukung oleh 11 seniman kontemporer dan 16 perancang busana dan perhiasan. Para seniman tersebut adalah Aditya Novali, Agus Suwage, Angki Purbandono, Davy Linggar, Eddie Hara, Meliantha Muliawan, Mella Jaarsma, Mujahidin Nurrahman, Mulyana, Octora Chan, dan Syagini Ratna Wulan. Sedangkan para desainer adalah Adrian Gan, Auguste Soesastro, Cara Faye, Didit Hediprasetyo, Eddy Betty, fbudi, Ghea Panggabean, Harry Halim, Heaven Tanudiredja, Major Minor, Sebastian Gunawan, Sejauh Mata Memandang, Stella Rissa, Tangan, Toton, dan Tulola Jewelry.
Berkat dukungan para seniman dan desainer, terkumpul lah sejumlah total 48 karya. Selain ditampilkan ke dalam buku, karya-karya tersebut juga dipresentasikan ke dalam pameran tertutup berjudul “Berdetak: 4 Dekade Yayasan Jantung Indonesia” di Museum Nasional Indonesia. Hingga saat ini, donasi karya telah dapat membantu kurang lebih 20 anak dengan cacat jantung bawaan dari keluarga pra sejahtera, dalam bentuk bantuan deteksi dini, kuratif, dan rehabilitatif. Pameran tertutup tersebut juga dimanfaatkan untuk rekaman pameran virtual, yang mulai 9 November 2021 dapat dinikmati oleh publik melalui https://inaheart.or.id/40TahunYJI.
Adapun buku “Berdetak 4 Dekade Yayasan Jantung Indonesia” ini akan dijual kepada masyarakat umum, dan seluruh hasil penjualannya akan disumbangkan juga bagi YJI untuk mendukung dan mewujudkan program-program di masa mendatang.
Selain itu, untuk pertama kalinya, Kepengurusan Yayasan Jantung Indonesia, juga meluncurkan “Heart Award” yang pertama kalinya diluncurkan bersamaan dengan perayaan ulang tahun YJI ke-40. Heart Award ini dianugerahkan pada satu institusi dan satu individu yang dinilai berjasa dalam perjalanan YJI. Penerima Heart Award tahun 2021 ini adalah Rumah Sakit Jantung Harapan Kita dan Ibu Suhardani Arifin. Adapun desain trophy Heart Award ini didesain atas kerja sama pengurus YJI dengan seniman Taufan AP.
“Sejak awal didirikan, YJI mengusung misi untuk membantu masyarakat, terutama mereka yang berasal dari kalangan kurang mampu, agar bisa mendapatkan akses medis maupun finansial demi keselamatan dan kesehatan jantung. Tercatat hingga bulan Agustus 2021, YJI telah memberikan bantuan kuratif dan rehabilitatif bagi 2.175 pasien dengan penyakit jantung dari keluarga pra sejahtera. Hal tersebut tentu saja merupakan hasil jerih payah seluruh komponen YJI dalam hal penggalangan dana, serta dukungan dari para donatur, sehingga berbagai program promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif dapat berjalan dengan baik,” ujar Esti Nurjadin, Ketua Umum Yayasan Jantung Indonesia.
Keberhasilan tersebut juga tidak terlepas dari usaha YJI sebagai organisasi nirlaba dalam menghadapi berbagai tantangan, terutama ketika memasuki era pandemi COVID-19. Keterbatasan dalam berbagai kegiatan selama pandemi mendorong YJI untuk lebih kreatif dalam mendesain program penggalangan dana agar sesuai dengan kebiasaan baru atau new normal.