Burger Menu
Logo

KABAR BAIK MENCERAHKAN

-advertising-

Beranda > Gaya hidup > Waspada tapi Tak Perlu Panik; Bila Ada Benjolan di Payudara

Waspada tapi Tak Perlu Panik; Bila Ada Benjolan di Payudara

Gaya hidup | Minggu, 16 Juni 2019 | 18:32 WIB
Editor : Natalia Trijaji

BAGIKAN :
Waspada tapi Tak Perlu Panik; Bila Ada Benjolan di Payudara

Waspada tapi Tak Perlu Panik; Bila Ada Benjolan di Payudara

Benjolan di payudara tidak selalu berarti kanker, namun perlu segera periksa ke dokter

Surabaya, Kabarindo- Para perempuan tak perlu panik bila merasa ada benjolan di payudara mereka, karena tidak selalu berarti kanker. Namun tetap perlu waspada dan berkonsultasi ke dokter ahlinya.

Hal ini dikatakan dr. Sahar Bawazeer Sp.B dalam Breast Cancer Awareness Seminar bertajuk “Benjolan Payudara pada Wanita Muda” yang diadakan MedicElle Clinic pada Sabtu (15/6/2019).

Menurut ia, 80% benjolan di payudara bersifat jinak. Namun meski jinak, sebaiknya tidak dibiarkan dan harus memeriksakan diri ke dokter spesialis. dr. Sahar mengatakan, benjolan pada payudara normal terjadi pada perempuan hamil dan menyusui. Namun perlu curiga jika ada benjolan di bawah puting, terjadi pada satu payudara saja, terjadi di luar kehamilan dan laktasi serta keluar cairan kecoklatan / darah terus menerus dari puting susu. Maka dokter akan memeriksa dengan mammografi atau USG.

dr. Sahar menuturkan ada pasien yang datang kepadanya dengan keluhan radang payudara. Hal ini bisa diderita oleh ibu yang menyusui, karena mengalami milk statis atau infeksi yang disebabkan luka pada puting.

“Segera periksa ke dokter yang akan memberikan penanganan terbaik. Mastitis yang tidak segera ditangani akan menjadi abses. Jika diketahui sejak dini, dapat diterapi tanpa perlu pembedahan,” ujarnya.

dr. Sahar menjelaskan, benjolan pada payudara bisa merupakan kista yaitu benjolan jinak yang berisi cairan. Ini merupakan akumulasi cairan kelenjar payudara, biasanya disebabkan oleh hormon.

Ia mengatakan, penyebab pastinya belum diketahui, namun beberapa teori menyebutkan adanya perubahan hormon saat menstruasi dan kelebihan estrogen yang menimbulkan akumulasi cairan pada jaringan payudara.

Gejalanya yaitu ada benjolan pada satu/dua payudara, bila diraba licin dan mudah bergerak. Juga terasa nyeri dan membesar sebelum menstruasi, namun biasanya mengecil setelah menstruasi. Kondisi ini tidak memerlukan terapi khusus, kecuali benjolan semakin membesar dan terasa nyeri.

Selain kista, ada fibroadenoma yang berasal dari kelenjar payudara yang tumbuh menjadi benjolan padat . Hal ini bisa dialami oleh perempuan usia 16-25 tahun. Penyebab pastinya belum diketahui.

Gejala fibroadenoma yaitu benjolan padat pada satu/dua payudara, mudah bergerak, permukaan halus. Benjolan dapat membesar dalam jangka waktu yang lama (kehamilan, terapi hormon dan lain-lain). Bisa pula mengecil atau bahkan menghilang. Biasanya tidak menimbulkan nyeri, namun pada beberapa pasien terasa nyeri saat menstruasi.

Penanganan fibroadenoma bisa melalui pembedahan dengan pembiusan total atau minimally invasive breast surgery dengan pembiusan lokal. Minimally invasive breast surgery merupakan prosedur pembedahan payudara dengan sayatan minimal menggunakan vacuum-assisted core biopsy (VAB). Dilakukan sayatan yang sangat kecil pada kulit, biasanya kurang dari 5 mm.

“Kelebihan minimally-invasive breast surgery dibandingkan dengan prosedur bedah lainnya adalah dapat dilakukan dengan bius lokal. Sifatnya one day care, sehingga tidak mengganggu aktivitas. Selain itu less pain dan luka pasca operasi tidak akan berbekas signifikan. Jadi estetika payudara pasien tidak akan terganggu,” ujar dr. Sahar.

Penulis: Natalia Trijaji


TAGS :
RELATED POSTS


Home Icon


KATEGORI



SOCIAL MEDIA & NETWORK

Kabarindo Twitter Kabarindo Instagram Kabarindo RSS

SUBSCRIBE & NEWSLETTER