Burger Menu
Logo

KABAR BAIK MENCERAHKAN

-advertising-

Beranda > Hukum & Politik > Teliti Efisiensi Tol Laut; Mahasiswa ITS Raih Juara I

Teliti Efisiensi Tol Laut; Mahasiswa ITS Raih Juara I

Hukum & Politik | Jumat, 16 Maret 2018 | 11:04 WIB
Editor : Natalia Trijaji

BAGIKAN :
Teliti Efisiensi Tol Laut; Mahasiswa ITS Raih Juara I

Teliti Efisiensi Tol Laut; Mahasiswa ITS Raih Juara I

Amati tiga komoditas pasar: beras medium, minyak goreng curah dan unggas ayam

Surabaya, Kabarindo- Efisiensi program Tol Laut (Sea-Toll) yang ditetapkan oleh pemerintah guna mengurangi kesenjangan harga komoditas barang di Indonesia, sampai saat ini belum diketahui secara pasti.

Berdasar kondisi tersebut, tiga mahasiswa Departemen Teknik Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya mengajukan penelitian untuk memberikan solusi dan akhirnya meraih juara I di ajang Industrial Engineering Fair di Universitas Sumatera Utara (USU) Medan yang diselenggarakan Himpunan Mahasiswa Teknik Industri (HMTI).

Mereka adalah Dionisius Andre, Firliasari Sarah dan Satria Wira Buana yang tergabung dalam tim Gardapati ITS, yang melakukan pengamatan terhadap tiga komoditas pasar. Tujuan mereka menilai efisiensi program Sea-Toll sekaligus mengurangi kesenjangan harga komoditas barang di Indonesia.

Tim Gardapati ITS juga diberikan studi kasus mengenai permasalahan PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) I dan mereka dinilai berhasil memberikan solusi jangka pendek, menengah serta jangka panjang.

Kami ingin menilai kebijakan apa yang bisa menjadi produktif bagi tujuan pemerintah tersebut,” ujar Dionisius Andre, ketua tim Gardapati ITS.

Mahasiswa yang akrab disapa Andre ini memaparkan bahwa penilitian yang mereka lakukan berdasar pada Indeks Harga Konsumen (IHK), Indikator Kinerja Logistik Domestik (Domestic Logistic Performance Indicator/DLPI), Indeks Daya Saing Global (Global Competitiveness Index/GCI) serta menggunakan sistem dinamis yang disebut Stella untuk disimulasikan.

IHK digunakan untuk mengukur perubahan harga barang dan jasa yang dikonsumsi konsumen dari waktu ke waktu. Untuk mengetahui selisih harga komoditas tersebut, Andre bersama tim membatasi komoditas tersebut ke dalam tiga kategori, yaitu beras medium, minyak goreng curah dan unggas ayam.

“Menurut kami, ini merupakan komoditas yang banyak digunakan oleh rumah tangga Indonesia,” ujar Andre, mahasiswa angkatan 2014.

Berdasarkan data harga yang dikumpulkan melalui database Kementerian Perdagangan Indonesia mulai 2015-2017 dari 10 kota yang dilalui jalur Sea-Toll, yaitu Banda Aceh, Medan, Palembang, DKI Jakarta, Bandung, Surabaya, Banjarmasin, Makassar, Manado dan Sorong, membuktikan bahwa program Sea-Toll memberikan harga yang lebih stabil dari waktu ke waktu. Hal ini ditunjukkan oleh adanya efek positif dalam penurunan harga disparitas pada unggas ayam dan beras.

Berdasarkan DLPI, efisiensi program Sea-Toll dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu tingkat biaya dan ongkos serta kualitas infrastruktur. Selain itu, potensi besar ditunjukkan oleh GCI, yaitu peringkat Indonesia dalam hal infrastruktur yang tinggi mendorong pemerintah untuk memperbaiki infrastruktur.

Menurut Andre, investasi infrastruktur perlu dijaga agar terus memberikan dampak positif terhadap kondisi logistik Indonesia, sehingga nilai DLPI di Indonesia semakin tinggi seiring berjalannya waktu.

“Tim kami juga menyarankan program Sea-Toll dapat terus dilaksanakan karena cukup produktif untuk mengurangi kesenjangan harga komoditas barang di Indonesia,” ujarnya.

Penulis: Natalia Trijaji


TAGS :
RELATED POSTS


Home Icon


KATEGORI



SOCIAL MEDIA & NETWORK

Kabarindo Twitter Kabarindo Instagram Kabarindo RSS

SUBSCRIBE & NEWSLETTER