Burger Menu
Logo

KABAR BAIK MENCERAHKAN

-advertising-

Beranda > Berita Utama > Labâng Mèsem Le Spectacle 2018; Kolaborasi Tari & Musik Prancis-Madura

Labâng Mèsem Le Spectacle 2018; Kolaborasi Tari & Musik Prancis-Madura

Berita Utama | Rabu, 2 Mei 2018 | 16:05 WIB
Editor : Natalia Trijaji

BAGIKAN :
Labâng Mèsem Le Spectacle 2018; Kolaborasi Tari & Musik Prancis-Madura

Labâng Mèsem Le Spectacle 2018; Kolaborasi Tari & Musik Prancis-Madura

 

Padukan dua budaya di Labâng Mèsem, Keraton Sumenep

 

Surabaya, Kabarindo- Institut Français Indonesia (IFI) Surabaya untuk pertama kalinya mengadakan pertunjukan di Madura dengan menampilkan kolaborasi seni tari Prancis dan Sumenep yang diiringi musik karya musisi Jawa Timur.

 

Acara tersebut bertajuk Labâng Mèsem Le Spectacle 2018 : Silaturahmi Dua Budaya (Rencontre de Deux Cultures) yang akan digelar pada Rabu (2/5/2018) malam di depan Labâng Mésem, nama pintu gerbang Keraton Sumenep. Lokasi ini dipilih, karena Keraton Sumenep lekat dengan kekayaan warisan budaya kabupaten Sumenep.

 

Pramenda Krishna, Penanggung Jawab Budaya & Komunikasi IFI Surabaya, mengatakan acara tersebut bekerja sama dengan pemerintah Kabupaten Sumenep. Penampil asal Prancis, duo penari hip-hop kelompok French Wingz, akan berkolaborasi dengan seniman tari Topeng Madura, pencak silat yang diiringi musik Kayon dan musik Tong Tong Sumenep.

 

Masing-masing seniman dari Prancis dan Sumenep serta penampil tari pembuka dari Pamekasan, juga musisi Jawa Timur akan menampilkan karya mereka. Acara dipungkasi dengan pertunjukan karya baru nan unik, sebuah kolaborasi seni yang pertama kali terjadi antara hip-hop Prancis, seni tari Topeng dan pencak silat Sumenep serta musik yang dibawakan oleh Kayon, kelompok musisi Jawa Timur.

 

Dari Prancis ditampilkan French Wingz yang beranggota duo penari hip-hop, Archad (Archade Ali) dan Crackers (Stevens Tailiasson). Mereka merupakan finalis ajang pencarian bakat Got to Dance di Jerman dan finalis Incroyable Talent di stasiun TV Prancis M6. Keduanya telah melakukan tur dunia ke Indonesia, Malaysia, Australia, AS, Brasil dan negara lainnya untuk berbagai jenis pertunjukan serta memberikan workshop seputar budaya hip-hop.

 

Archad yang spesialis break dance dan hip hop telah memiliki karir internasional dan bekerja sama dengan sejumlah merk ternama, sementara Stevens alias Crackers, jago akrobatik serta punya pengalaman bekerja di komunitas sirkus dan komedi musikal di berbagai tempat di Prancis. Crackers mulai menari sejak usia 16 tahun. Ia penari Hip Hop dan penampil sirkus. Juga pemenang kompetisi Hip Hop Session di Prancis dan penari musikal dalam film Scooby Doo. Mulai dari Champs-Elysées di Paris hingga Times Square di New York, “duo invertebrata” yang identik dengan koreografi akrobatik ini membawa sentuhan Prancis melalui tari hip hop.

 

Dari Sumenep ditampilkan Rukun Pewaras, kelompok tari topeng turun temurun asli Sumenep. Tari topeng merupakan bentuk kesenian teater rakyat tradisional yang mengandung unsur cerita, tari, musik, pedalangan dan kerajinan, sehingga bentuk kesenian ini dianggap paling pas untuk digunakan sebagai media dakwah tanpa menghilangkan unsur hiburannya yang kental dengan aroma kerakyatan.

Topeng dalang semula identik dengan teater rakyat, kemudian menjadi bagian dari hiburan kalangan ningrat atau keraton pada abad 18. Seni ini merambah Madura sebagai efek perkawinan politik para raja. Sedangkan Takenuda merupakan nama kelompok pencak silat asli Sumenep. Pencak Silat adalah seni beladiri asli Indonesia.

 

Juga ditampilkan Kayon, kelompok pemusik beranggotakan 9 orang dengan latar belakang keahlian musik yang berbeda beda. Sebagian dengan latar belakang string klasik dan sebagian lagi dengan latar belakang etnik khas Indonesia.

 

Suwandi Widianto sebagai vokal dan etnik komposer. Pambuko Kristian pada kendang dan vokal. Catur Fredi Wiyogo pada alat musik tiup. Yuddan Fijar Sukma Timur dan Mochamad Pungki Hartono pada gamelan. Tomy Agung Sugito pada string klasik komposer dan biola. Marda Putra Mahendra pada cello serta Danu Hisa Kumala dan Dwi Rendra Sugiatma pada biola.

Penulis: Natalia Trijaji

 


TAGS :
RELATED POSTS


Home Icon


KATEGORI



SOCIAL MEDIA & NETWORK

Kabarindo Twitter Kabarindo Instagram Kabarindo RSS

SUBSCRIBE & NEWSLETTER