Burger Menu
Logo

KABAR BAIK MENCERAHKAN

-advertising-

Beranda > Berita Utama > ITS Dukung Kurangi Penggunaan Plastik; di Lingkungan Kampus

ITS Dukung Kurangi Penggunaan Plastik; di Lingkungan Kampus

Berita Utama | Rabu, 3 Juli 2019 | 16:00 WIB
Editor : Natalia Trijaji

BAGIKAN :
ITS Dukung Kurangi Penggunaan Plastik; di Lingkungan Kampus

ITS Dukung Kurangi Penggunaan Plastik; di Lingkungan Kampus

Setiap unit wajib gunakan galon ITS Mine, setiap sivitas akademika agar gunakan tumbler

Surabaya, Kabarindo- Sampah plastik menjadi salah satu ancaman terbesar bagi kelestarian lingkungan. Menyadari hal ini, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) memulai langkah baru untuk mengurangi penggunaan plastik di lingkungan kampus guna membantu mengurangi tingginya sampah plastik.

Langkah tersebut juga sesuai dengan program Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK), ditunjang Instruksi Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) yang dikeluarkan pada 25 Juni 2019 lalu mengenai Larangan Penggunaan Kemasan Air Minum Berbahan Plastik dan/atau kantong Plastik di Lingkungan Kemenristekdikti.

Sekretaris Institut ITS, Dr Dra Agnes Tuti Rumiati MSc, mengatakan pasca diterimanya instruksi Menristekdikti tersebut, ITS makin gencar mengimbau seluruh sivitas akademika untuk mengurangi konsumsi air minum dalam kemasan plastik sekali pakai dan kantong plastik di lingkungan kampus.

“Kami sudah menyosialisasikan kepada para dekan, kepala departemen dan pimpinan-pimpinan unit dan menyiapkan surat yang akan diedarkan untuk setiap unit di ITS,” ujarnya.

Tuti mengakui penggunaan air minum kemasan plastik masih banyak di lingkungan ITS, terlebih pada Februari lalu, ITS meluncurkan produk air mineral kemasan botol plastik dengan merek ITS Mine. Ini merupakan hal yang dilematis, karena produk ini salah satu program bisnis. Di sisi lain, harus dikurangi peredarannya untuk menjaga lingkungan.

Dosen Departemen Statistika tersebut mengatakan, persoalan itu telah didiskusikan oleh para pimpinan ITS dan menghasilkan solusi yaitu peredaran air minum di lingkungan ITS dimaksimalkan dalam bentuk galon.

Selama ini sebenarnya seluruh unit di ITS sudah diwajibkan untuk menggunakan galon ITS Mine untuk persediaan kantor meskipun belum maksimal. Di setiap unit sudah ada galon, tapi masih menyediakan juga dalam kemasan botol plastik,” ujar Tuti

Untuk menghilangkan kebiasaan tersebut, ITS akan mewajibkan setiap unit untuk menyediakan gelas. Hal ini sudah terlaksana di sejumlah unit, seperti seluruh unit yang berkantor di gedung Rektorat ITS. Unit-unit lain juga diimbau untuk menyediakan gelas sendiri nantinya.

Menurut Tuti, penyediaan gelas khusus untuk minum di gedung Rektorat sebenarnya sudah disiapkan jauh sebelum munculnya instruksi Menristekdikti tersebut. Sebab gerakan semacam ini sudah dirintis dan diinisiasi melalui program ITS Smart Eco Campus yang dilaksanakan mulai 2011 lalu.

“Untuk beberapa saat ini, kami tidak akan memberatkan unit-unit untuk menyediakan gelas yang seragam, tapi ke depannya akan diusahakan gelas yang disediakan dapat diseragamkan, karena nantinya merupakan ciri dari ITS,” imbuh Agnes sambal menunjukkan contoh mug bergambar ITS Smart Eco Campus.

ITS juga akan berusaha agar setiap sivitas akademikanya menggunakan tumbler supaya bisa dibawa kemana-mana. Tuti mengakui, hal ini memang sulit jika harus langsung diterapkan.

“Memang harus mulai dibenahi sedikit demi sedikit. Ini bukan gerakan sehari atau dua hari, tapi gerakan jangka panjang,” ujarnya.

Untuk persoalan tumbler, setiap mahasiswa baru tahun 2018 sudah memilikinya, karena saat penerimaan mahasiswa baru sudah diberikan tumbler satu persatu. Bersamaan dengan gerakan untuk membawa tumbler ini, ITS juga memiliki tempat untuk isi ulang air siap minum di setiap departemen, sehingga mudah untuk mengisi tumbler ketika habis diminum.

Dengan berbagai langkah tersebut, diharapkan penggunaan plastik di lingkungan ITS terus berkurang. Namun ia mengatakan, penggunaan air minum dalam kemasan plastik tidak akan menghilang sepenuhnya. Mungkin masih akan digunakan untuk keperluan tertentu seperti menjamu tamu dalam jumlah banyak.

Dosen yang meraih gelar doktornya di Institut Pertanian Bogor (IPB) ini menambahkan, ITS memiliki Departemen Teknik Lingkungan yang akan diajak untuk melaksanakan pengolahan limbah plastik, terutama yang dihasilkan ITS.

Jadi meskipun kita masih menggunakan plastik untuk beberapa keperluan khusus, kita tetap bertanggung jawab dengan mengolah limbah yang dihasilkan tersebut,” ujar Tuti.

Menurut ia, yang perlu dilakukan saat ini untuk mengurangi penggunaan plastik di lingkungan ITS adalah dengan mengubah perilaku yang merasa biasa saja menjadi risih ketika menggunakan plastik serta bertanggung jawab jika masih menggunakannya.

Jika kita menggunakan plastik di dalam kampus, tidak kemudian membuangnya ke luar kampus. Ini setidaknya kita memberi contoh kepada masyarakat,” ujarnya.

Kepala Subunit Pengelolaan Program Khusus yang membawahi program ITS Smart Eco Campus, Dr Dra Dian Saptarini M.Sc, menambahkan program ITS Smart Eco Campus tidak hanya menyoroti limbah plastik, namun juga memperhatikan hal lain seperti limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3).

“Limbah ini juga perlu diperhatikan, karena ITS memiliki potensi limbah B3 yang besar dari banyaknya aktivitas praktikum di departemen-departemen,” ujarnya.

Penulis: Natalia Trijaji


TAGS :
RELATED POSTS


Home Icon


KATEGORI



SOCIAL MEDIA & NETWORK

Kabarindo Twitter Kabarindo Instagram Kabarindo RSS

SUBSCRIBE & NEWSLETTER