Hankook Tire; Jadi Ban Resmi Kendaraan Komersial Produksi Schmitz Cargobull
Hingga 2022
Surabaya, Kabarindo- Produsen ban premium skala global, Hankook Tire, melanjutkan kemitraan strategisnya dengan Schmitz Cargobull sebagai penyalur ban resmi penunjang kendaraan komersial produksi Schmitz Cargobull.
Kemitraan strategis ini telah berjalan sejak 2013 dan akan terus berlangsung hingga 2022. Sejumlah portfolio ban TBR (Truck and Bus Tire) yang disalurkan Hankook antara lain ban truk trailer ekonomis dan produk inovasi mutakhir lainnya yang didesain sesuai dengan kondisi dan kebutuhan pasar Eropa, sampai dengan pemain industri unggulan.
Kesuksesan kerja sama ini salah satunya terwujud melalui penghargaan kemitraan strategis yang diberikan Schmitz Cargobull kepada Hankook pada 2017 atas peranan Hankook sebagai satu-satunya penyalur ban resmi untuk kendaraan komersial produksi Schmitz Cargobull.
Sanghoon Lee, President Hankook Tire Eropa, mengatakan Hankook merupakan mitra original equipment (komponen orisinil) dari sejumlah produsen mobil penumpang dan kendaraan komersial terkemuka di Eropa. Berkat pertumbuhan industri logistik dalam beberapa tahun terakhir, kemitraan untuk kendaraan komersial dan truk trailer menjadi semakin penting bagi bisnis Hankook.
Dietmar Olbrich, Vice President of Marketing and Sales dari Hankook Reifen Deutschland di Jerman, menambahkan Schmitz Cargobull memiliki standar yang tinggi terhadap ban dari segi performa, efisiensi, dan kualitas berkelanjutan. Ban Hankook dapat memenuhi standar tersebut.
Schmitz Cargobull AG dengan kantor pusatnya di Horstmar, Jerman, merupakan market leader bagi segmen kendaraan komersial. Saat ini, bisnis original equipment yang berlangsung antara Hankook Tire dan Schmitz Cargobull khusus berlaku di pasar Eropa, yang mengandalkan sembilan dimensi ban trailer berukuran 19.5 - 22.5 inci, termasuk dimensi Mega-Trailer 455/40R R 22.5 dari seri Hankook e-cube Max yang efisien. Seri e-cube Blue dengan kemampuan jarak tempuh sangat tinggi yang diperuntukkan bagi perjalanan internasional berjarak jauh juga akan digunakan, serta portfolio produk lainnya antara lain seri SmartWork dengan pola konstruksinya. Selain itu seri SmartFlex yang diandalkan untuk transportasi skala regional dan seri SmartControl untuk truk musim dingin.
Spesifikasi ban Hankook yang beragam didesain sesuai dengan masing-masing kondisi jalan dan kebutuhan kendaraan, sehingga pola konstruksi ban dapat memenuhi standar keramahan lingkungan dan daya tahan jarak tempuh. Hal ini berkaitan dengan ongkos kepemilikan kendaraan yang penting diperhitungkan dalam bisnis transportasi dan pengangkutan barang. Ban premium Hankook teruji dapat memenuhi standar kendaraan trailer produksi Schmitz Cargobull untuk penggunaan transportasi barang berat skala nasional dan internasional di Eropa. Seluruh ban Hankook disalurkan langsung ke pabrik Schmitz Cargobull.
Di Indonesia, Hankook Tire Indonesia sejak tahun lalu telah membidik peluang untuk membuka pabrik khusus yang memproduksi ban segmen truk dan bus (Truck and Bus Tire). Langkah ini dipertimbangkan guna memenuhi kebutuhan ban yang berkualitas bagi pengguna kendaraan komersial di Indonesia dengan ongkos beli yang lebih terjangkau. Saat ini untuk pemasaran ban truk dan bus di Indonesia, Hankook masih mengandalkan pasokan dari pabrik di luar negeri. Jenis ban truk dan bus yang dipasarkan di Indonesia antara lain AH31K (Bus & Tubeless), AH30 (Cargo), AM09 (Lite Truck), AM81 (on-off road), DM81 & DM07 (Mining) serta DM80D (Dump).
Namun menurut Ahmad Juweni, National Sales Manager TBR Hankook Tire Indonesia, rencana tersebut masih membutuhkan pertimbangan ekonomi global dan potensi pasar di Indonesia. Hankook Tire Indonesia berharap, fase investasi ketiga dari 5 tahap investasi bisnis ini dapat segera tercapai agar mampu menggenjot kapasitas produksi dan penjualan Hankook di pasar domestik lebih besar lagi.
“Secara produk, kami yakin kualitas produk Hankook memiliki daya saing yang kompetitif, didukung oleh inovasi-inovasi berbasis teknologi serta dukungan riset dan pengembangan yang kuat, sehingga mampu menghasilkan desain produk yang sesuai dengan kondisi medan serta pola perilaku aktivitas transportasi bisnis di Indonesia,” ujarnya.
Penulis: Natalia Trijaji
