Burger Menu
Logo

KABAR BAIK MENCERAHKAN

-advertising-

Beranda > Olahraga > Apa Saja Kronologi yang Membuat Bendera Merah Putih Gagal Berkibar di Podium Thomas Cup 2020?

Apa Saja Kronologi yang Membuat Bendera Merah Putih Gagal Berkibar di Podium Thomas Cup 2020?

Olahraga | Selasa, 19 Oktober 2021 | 11:38 WIB
Editor : Sebastian Renaldi

BAGIKAN :
Apa Saja Kronologi yang Membuat Bendera Merah Putih Gagal Berkibar di Podium Thomas Cup 2020?

Kabarindo.com : Tim beregu putra bulu tangkis Indonesia yang sukses menjuarai Piala Thomas 2020 tercoreng setelah bendera Merah Putih tidak bisa berkibar di podium juara.

Indonesia sukses mengangkat trofi Piala Thomas 2020 setelah menumbangkan juara bertahan, China, 3-0 pada final yang dihelat di Ceres Arena, Aarhus, Denmark, Minggu (17/10/2021) malam WIB. Tiga poin kemenangan tim Indonesia disumbangkan oleh Anthony Sinisuka Ginting, Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto, dan Jonatan Christie.

Usai mengkeokkan  China, seharusnya Jonatan Christie dkk bisa melihat bendera Merah Putih berkibar ketika lagu kebangsaan Indonesia Raya dikumandangkan di Ceres Arena. Sayang, momen sakral itu urung terjadi. Bendera Merah Putih saat itu terpaksa diganti dengan logo Persatuan Bulu Tangkis Indonesia (PBSI).

Sebab, Indonesia dilarang mengibarkan bendera Merah Putih akibat sanksi yang dijatuhkan World Anti-Doping Agency (WADA) kepada Lembaga Antidoping Indonesia (LADI).

Lalu  apa saja sih duduk perkara atau kronologi lengkap permasalahan yang membuat bendera Merah Putih tidak bisa berkibar di podium Piala Thomas 2020. Seperti dilansir dari Kompas.com, ada 5 kronologi yang dirangkum yaitu :

1. Peringatan WADA pada 15 September 2021 Sebelum menjatuhkan sanksi resmi, WADA telah mengirim pemberitahuan atau peringatan ketidakpatuhan kepada LADI pada 15 September 202 WADA menilai LADI tidak patuh terhadap aturan karena tidak mengirimkan sampel uji doping pada 2020-2021 seperti yang ditetapkan dalam test doping plan (TDP). Selain Indonesia, terdapat tujuh negara lain yang juga mendapat peringatan serupa dari WADA. Tujuh negara itu adalah Jerman, Belgia, Romania, Korea Utara, Thailand, dan Montenegro.

Dalam suratnya, WADA memberi tenggat waktu selama 21 hari kepada Indonesia dan tujuh negara di atas untuk mengklarifikasi klaim ketidakpatuhan yang dituduhkan. Setelah 21 hari, ternyata hanya Jerman, Belgia, Montenegro, dan Romania, yang mengirim klarifikasi kepada WADA. Di sisi lain, Indonesia, Thailand, dan Korea Utara tidak memberi jawaban.

 

2. Sanksi WADA pada 7 Oktober 2021 Akibat tidak memberi klarifikasi hingga tenggat waktu yang ditentukan, Indonesia pada akhirnya harus menerima sanksi dari WADA.

Terdapat dua sanksi dari WADA yang berdampak langsung terhadap atlet dan dunia olahraga Indonesia. Pertama, Indonesia dilarang menjadi tuan rumah kejuaraan tingkat regional, kontinental, atau internasional. Kedua, Indonesia dilarang mengibarkan bendera Merah Putih di kejuaraan internasional, kecuali Paralimpiade dan Olimpiade. Sanksi di atas harus diterima Indonesia selama satu tahun atau hingga WADA mencabut sanksi.

3. Menpora Zainudin Amali Menyatakan Indonesia Sudah Bebas dari Sanski WADA pada 10 Oktober 2020 Satu hari setelah Piala Thomas 2020 bergulir, Menpora Zainudin Amali sempat menyatakan bahwa permasalahan dengan WADA sudah selesai. Zainudin Amali bahkan secara tidak langsung berani menyatakan bahwa Indonesia sudah terbebas dari sanksi WADA.

Keyakinan Zaiunudin Amali tidak lepas dari surat klarifikasi LADI yang ditujukan kepada WADA. Menurut Zainudin Amali, LADI tidak bisa mengirim sampel doping tahunan pada periode 2020-2021 karena kegiatan olahraga di Indonesia terhenti akibat pandemi virus corona."Saya rasa tidak ada masalah ya. Setelah kami sampaikan surat pada 8 Oktober kemarin, WADA sudah merespons bahwa mereka memahami situasi di Indonesia," kata Zainudin Amali dalam rilis resmi pada Minggu (10/10/2021).

"Jadi, ingin saya tegaskan di sini mengenai larangan menyelenggarakan kegiatan internasional, menggunakan nama Indonesia atau lagu Indonesia Raya, dan pengibaran bendera Merah Putih sudah clear (selesai)," ujar Zainudin Amali lagi.

"WADA telah memberi respons yang baik dan akan menunggu hasil sampel doping dari Pekan Olahraga Nasional (PON XX Papua)," ucap Zainudin Amali.

“Saya meminta maaf atas kejadian yang membuat kita semua tidak enak dan tidak nyaman (di Piala Thomas 2020). Seharusnya kita semua sekarang menikmati kegembiraan setelah Indonesia kembali menjadi juara Piala Thomas, Nnamun, kegembiraan itu tidak sempurna karena kita tidak bisa menyaksikan bendera Merah Putih dikibarkan," kata Zainudin Amali dalam konferensi pers virtual, Senin (18/10/2021).

4. Zainudin Amali Membentuk Tim Khusus Demi mempercepat sanksi WADA dicabut, Menpora memutuskan membentuk tim khusus yang akan dipimpin ole Ketua NOC Indonesia, Raja Sapta Oktohari. Tim khusus itu beranggotakan Sekjen NOC, perwakilan pemeritah, dan LADI serta organisasi-organisasi olahraga yang dalam waktu dekat akan mengikuti kejuaraan internasional. Tim khusus tersebut akan bertugas melakukan koordinasi dengan pihak-pihak terkait untuk mempercepat pencabutan sanksi WADA. Tidak hanya itu, Raja Sapta Oktohari dan timnya juga akan melakukan investigasi untuk mencari penyebab utama masalah yang membuat WADA menjatuhkan sanksi.

5. Pemain Indonesia Kecewa Setelah Bendera Merah Putih Tidak Bisa Dikibarkan di Podium Juara Piala Thomas 2020 Dua anggota tim Piala Thomas Indonesia, Marcus Fernaldi Gideon dan Fajar Alfian, mengaku sangat kecewa karena tidak bisa melihat bendera Merah Putih di Ceres Arena.

"Saya cukup sedih karena tidak ada bendera Merah Putih. Mudah-mudahan masalah ini (sanksi WADA) bisa segera diselesaikan," kata Marcus Gideon dikutip dari situs PBSI.

Kekecewaan serupa juga diungkapkan oleh Fajar Alfian. Pemain berusia 26 tahun itu berharap sanksi WADA bisa segera dicabut karena banyak atlet Indonesia yang akan mengukuti kejuraan internasional dalam waktu dekat.


TAGS :
RELATED POSTS


Home Icon


KATEGORI



SOCIAL MEDIA & NETWORK

Kabarindo Twitter Kabarindo Instagram Kabarindo RSS

SUBSCRIBE & NEWSLETTER